Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek Tri Handoyo mengatakan, tidak semua rute di Jabodetabek ditambah perjalanannya. Sebab pihaknya saat ini sedang menitik beratkan di jalur loopline Manggarai-Tanah Abang-Angke-Jatinegara.
Penambahan juga terjadi di Jalur Bekasi–Kota Tangerang–Duri dan Tanah Abang-Serpong. Perjalanan yang dikurangi adalah Jalur Bogor–Jakarta dan Tanjung Priok–Kota.
Untuk loopline, saat ini hanya ada 67 perjalanan. Mulai 1 April 2013, akan bertambah menjadi 93 perjalanan. Selain itu, rute Bekasi–Kota saat ini baru ada 84 perjalanan, meningkat menjadi 106 perjalanan. Rute Tanah Abang-Serpong 74 perjalanan, bertambah menjadi 87 perjalanan.
Untuk rute Tanggerang-Duri, saat ini sudah ada 40 perjalanan dan akan ditambah menjadi 41 perjalanan. Sementara itu, untuk KRL dari arah Bogor ke Stasiun Jakarta Kota, jumlah perjalanannya menurun dari 193 perjalanan menjadi 176 perjalanan.
"Kita mengurangi lintas Bogor kota. Sebab nantinya akan banyak kereta di Manggarai ataupun Tanah Abang. Jadi intinya tidak ada pengurangan, malah penambahan perjalanan," tandasnya.
Menurut Handoyo, dengan meningkatnya jumlah perjalanan tersebut, akan terjadi sedikit pergeseran waktu tunggu KRL di setiap stasiun di rute sentral seperti lintas Bogor–Kota dan Tanah Abang-Serpong. Pasalnya operasioanal kereta akan di titik beratkan di loopline.
Jika biasanya setiap tujuh menit ada KRL masuk ke stasiun, nantinya bergeser jadi sekitar sembilan menit sekali, di jalur sentral. Meski demikian, Tri mengaku dengan adanya kebijakan ini pihaknya juga akan memulai lebih awal jam operasional kereta serta waktu berakhirnya lebih lama.
Dengan penambahan jadwal ini, Tri berharap akan terjadi peningkatan penumpang sebab dirinya mengakui saat ini pihaknya sudah diberikan slot 20 persen dari jumlah perjalanan yang ada. Tetapi pihaknya hanya mampu menjalankan empat persen dari 20 persen tersebut.
Sementara itu, pengamat transportasi Izzul Waro menilai, bahwa kebijakan yang dibuat PT KCJ merupakan kebijakan yang positif. Artinya kebijakan dibuat atas permintaan pasar. Namun yang harus diperhatikan adalah implementasi nyata di lapangan.
Sebab biasanya keadaan di lapangan tidak sama dengan apa yang direncanakan. Salah satu contoh adalah masih banyaknya armada yang sering mengalami gangguan. "Ini merupakan kebijakan yang positif, tapi kita tunggu pelaksanaan di lapangan saja," tuturnya.
sumber: metro.sindonews.com
No comments:
Post a Comment
Sampaikan komentar anda disini. No SARA & Rasis. Terimakasih