Antara Cowhanger Dan Cowcatcher, Mana Yang Benar?

Cowcatcher merah CC206. Sumber: lihat watermark gambar
 Stasiun Tenjo - Kali ini admin tertarik membahas seputaran penyebutan bemper lokomotif yang terlanjur salah kaprah di kalangan railfans (penggemar kereta -red). Karena antara cowhanger dan cowcatcher sama-sama sering dipakai tanpa mengetahui arti dan kebenaran yang ada. Tapi sebelum membahas lebih jauh, mari kita mengenal terlebih dahulu penjelasan umum bemper lokomotif.

Fungsi bemper pada lokomotif sebenarnya sama saja dengan fungsi bemper truk-truk besar. Yaitu untuk melindungi kabin dari kerusakan hebat sewaktu terjadi tabrakan. Khusus untuk bemper lokomotif fungsinya juga untuk mendorong suatu benda cukup besar berada di jalan rel, terutama apabila ada hewan sehingga akan terlempar dan tidak masuk ke kolong lokomotif. Benda yang cukup besar bila terlindas roda dapat mengakibatkan lokomotif anjlok.

Lokomotif yang menarik rangkaian kereta api; rangkaian KRL atau rangkaian KRD yang berjalan diatas jalan rel harus bebas dari benda-benda atau bangunan di sekitar jalan rel. Bentuk bemper atau selanjutnya disebut penghalau hewan yang berlekuk dan sempit di bagian bawah adalah untuk menyesuaikan agar tidak menyentuh bangunan peron rendah atau peron medium atau bangunan instalasi lain seperti alat persinyalan. Lain halnya dengan peron tinggi di stasiun-stasiun besar dan stasiun di wilayah Jabodetabek, maka penghalau hewan tidak akan menyentuh peron di bagian bawah.



Jarak antara bagian terbawah dari penghalau hewan terhadap permukaan rel adalah 10 cm, sehingga dapat melindungi bagian-bagian lokomotif yang rendah seperti motor traksi, tangki BBM dan lainnya agar tidak terbentur oleh benda yang mungkin berada di atas jalan rel. Tinggicowcatcher terendah akan terjadi pada waktu roda lokomotif aus dan telah dibubut, sehingga ukuran diameter roda mencapai minimum.

Warna penghalau hewan atau bemper lokomotif yang umum kita jumpai adalah warna merah dan hitam. Asal usul perbedaan warna ini karena bersamaan dengan  pergantian logo, PT.KAI juga memberlakukan livery lokomotif baru menjadi seperti yang sekarang ini kita lihat. Nah, penggunaan livery yang semula garis biru muda-tua menjadi warna oranye-biru ini juga berdampak pada warna penghalau hewan yang dipakai menjadi warna hitam. Ketika itu penggunaan warna hitam untuk penghalau hewan menimbulkan sedikit kebingungan, karena warna hitam dianggap membaur dengan lingkungan dan bukan kontras seperti warna merah. Beruntung pada akhirnya, PT.KAI kembali memberlakukan warna merah untuk bemper lokomotif. Penggunaan warna merah dirasa tepat, karena dari awal beroperasi, lokomotif-lokomotif di Indonesia semua memang semuanya memakai cowcatcher bawaan berwarna merah. Pengecualian untuk lokomotif CC206 yang datang ke Indonesia dengan bemper berwarna hitam. Walau akhirnya juga ikut dirubah ke warna merah.

Perhatikan warna hitam cowcatcher yang membaur dengan lingkungan. Sumber: belum diketahui
Nah, sekarang kita kembali ke topik awal mengenai penyebutan cowhanger dan cowcatcher.

Cowcatcher
Dari penelusuran admin, diketahui bahwa penyebutan cowcatcher mengadopsi istilah yang diberikan di luar negeri. Cowcatcher atau disebut juga pilot atau lifeguard atau besi pelindung (guard irons) adalah istilah yang umum dipakai untuk penyebutan penghalau hewan atau bemper lokomotif disana. Biasanya di luar negeri, desain cowcatcher berbentuk huruf V atau juga seperti bar-bar besi seperti yang kita jumpai di lokomotif uap. Pernah ada juga desain cowcatcher yang dipasangi tambahan tempat pijakan di depanya. Sehingga juru langsir atau petugas lainya bisa berdiri disitu. Fitur tambahan ini disebut footboard. Namun, pijakan ini dianggap melawan hukum karena fungsi sebenarnya pilot atau cowcatcher adalah menghalau benda-benda dari rel, bukan sebagai tempat menampung orang. Fitur ini pun dihilangkan atas nama keselamatan.

Cowcatcher di luar negeri juga memiliki fungsi lainya, yaitu sebagai penyapu salju. Selain itu ada juga cowcatcher yang didesain khusus dengan fitur anti-climber. Anti-climber adalah penghalau benda-benda yang mungkin terpental kearah atas atau "memanjat" kedalam kabin. Gambarnya bisa dilihat dibawah atau klik disini untuk mendownload gambar.


Anti-Climber. Sumber: wikimedia
Cowhanger

Nah, ini dia yang mengusik admin. Penyebutan cowhanger terasa janggal dan agak "kriuk-kriuk" kedengaranya. Admin memutuskan untuk menelusuri asal kata cowhanger ini dan akhirnya menemukan fakta penting mengenainya.

Kata cowhanger admin curigai berasal dari serapan kata koevanger (bahasa Belanda). Koevanger sendiri berarti bingkai besi di depan roda lokomotif, alias penghalau hewan alias bemper lokomotif. Koevanger lalu berubah jadi cowhanger? Ini kedengaran masuk akal. Masuk akal tapi jujur saja, ini absurd! Admin juga kesulitan menemukan sejarah perubahan kata dari koevanger menjadi cowhanger di sumber manapun. Selain itu sinonim koevanger yaitu stootplaat, stootbok, baanschuiver, stootblok, dan buffer tidak ada yang merujuk kepada cowhanger (penggantung sapi?).

Berhubung kata cowcatcher dan cowhanger berasal dari bahasa Inggris ya kita harus berkiblat kesana. Dalam kamus istilah bahasa Inggris, kata cowhanger juga tidak ditemukan. Itu artinya cowhanger itu tidak dikenal di Inggris, begitu juga di Amerika sebagai negara pembuat lokomotif. Sedangkan kata cowcatcher dalam kamus istilah Bahasa Inggris bermakna
(Railways) US and Canadian: a metal frame on the front of a locomotive to clear the track of animals or other obstructions 
Nah dah ketahuan kan mana yang bener dan mana yang asal sebut. Bagian depan-bawah lokomotif itu namanya cowcatcher bukan cowhanger.

Nah, sekarang sudah paham kan perbedaan cowhanger dan cowcatcher?


Tolong sebarkan artikel ini (dan cantumkan sumber) di kalangan sesama railfans atau pengguna kereta agar tidak ada lagi kesalahpahaman. Karena admin cukup prihatin dengan budaya bangsa yang hanya ikut-ikutan arus alias mainstream. Cobalah berpikir out of box, dan melihat sisi lain permasalahan dengan cara yang kritis sehingga kita tidak terjebak dalam perangkap kebodohan yang sama terus menerus. Akhir kata, admin ucapkan terimakasih kepada kontributor artikel ini dan juga ucapan selamat kepada para pembaca yang telah mendapatkan tambahan ilmu berharga.

Artikel Lainya:

No comments:

Post a Comment

Sampaikan komentar anda disini. No SARA & Rasis. Terimakasih