![]() |
Ilustrasi. Gambar istimewa: Imanuel Sihite |
Semuanya itu masih berhubungan dengan sistem persinyalan di jalur Green Line yang masih memakai sistem petak jalan. Sistem ini membuat setiap kereta harus menunggu kereta di depanya masuk petak atau stasiun berikutnya. Sebagai contoh, di stasiun Serpong ada dua kereta arah Jakarta. Kereta pertama adalah KA Kalimaya, dan yang kedua Patas Merak. Jika misalnya Kalimaya berangkat terlebih dahulu menuju Jakarta, maka kereta Patas Merak harus menunggu Kalimaya masuk stasiun berikutnya yaitu Cisauk sebelum diberangkatkan. Hal yang sama berlaku untuk sepanjang jalur Tanahabang-Maja. Jadi jangan heran jika ada dua pemberangkatan KRL dari Tanahabang menuju arah Maja, selisih waktu berangkat keduanya cukup longgar. Berbeda jauh dengan lintas lainya seperti Bogor, Bekasi, dan Tangerang yang sudah memakai sistem blok. Sistem blok memungkinkan dalam satu petak jalan diisi dua atau lebih kereta. Jadi dalam petak antara dua stasiun bisa ada banyak kereta yang menuju arah sama.
Mungkin ada juga yang bertanya mengenai contoh diatas, mengapa Patas Merak harus menunggu Kalimaya sampai Cisauk? Bukankah ada stasiun Rawabuntu?
Jawaban untuk pertanyaan tersebut sangatlah mudah, dan mungkin akan sedikit membuat tercengang. Stasiun Rawabuntu tidak dilayani persinyalan, dan statusnya masih halte walau memakai embel-embel "stasiun". Sehingga petak jalan yang dihitung adalah Serpong-Sudimara. Demikian juga dengan stasiun Jurangmangu. Stasiun termuda di lintas kulon ini hanyalah halte biasa. Setiap kereta dari arah Sudimara harus menunggu kereta didepanya masuk stasiun Pondokranji, dan bukan masuk stasiun Jurangmangu. Unik bukan?
Lalu bagaimana dengan stasiun Tigaraksa, Daru, dan Cikoya?
Untuk ketiga stasiun tersebut sebenarnya sudah dihitung stasiun karena memiliki persinyalan. Tetapi karena belum rampung dan diaktifkan, ketiganya tetap berstatus halte. Jadi anda sudah mengerti kan kenapa KRL dari Tenjo harus menunggu KA Babarandek masuk stasiun Maja baru berangkat? Atau mengapa proses disusul terasa begitu lama padahal keretanya sudah lewat?
Yap! Semua karena sistem persinyalan petak jalan nan kolot yang masih dipakai di lintas Green Line tercinta ini. Jadi jika ada yang mengeluhkan lamanya berkereta-api di lintas kulon, cobalah bersabar dan menjelaskan ini semua. Baiklah sekian informasi dari admin yang sudah lama tidak nge-blog. Jika anda sudah paham artikel ini, silahkan memberitahukan yang lain dengan cara membagikanya atau share di FB, Twitter, atau jejaring sosial lanya. Terimakasih. (tej/imnsht)
Artikel Lainya:
Pemberitahuan
- Hilangnya Langsam
- Tarif KRL Naik Per Oktober 2016
- Pertama Di Asia, Kereta Menggunakan LNG
- Berhenti Di Perlintasan KA
- 4 Alasan Kenapa Harus Follow Twitter Dan Instagram Gue
- Peresmian "New" Stasiun Palmerah
- Tarif Terbaru KRL Berdasarkan Jarak Per 1 April 2015
- Perubahan Tarif Tiket Kereta Api Lokal
- Tarif KRL Terbaru 1 April 2015
- Banjir Rendam Stasiun Kampung Bandan
- KA Pangrango
- KA Krakatau Ekspres
- Hari Ini Kartu MultiTrip KRL Sudah Mulai Dijual
- Tarif Progresif KRL Maja Line Dari Stasiun Tenjo (Update)
- Rangkas Jaya AC
- E-Ticketing Diundur, Penumpang Bingung
- KRL Resmi Dihapus, Polisi Berjaga-jaga Antisipasi Ricuh
- Juli, Kereta Api Ekonomi Dihapus
- Jadwal Baru Perjalanan KA Berlaku Mulai 1 April 2013
- Re-Launching Sepur Kluthuk “Jaladara”
- Operasional KRL Maja Tinggal Menunggu Instruksi Dirjen KA
- Mulai 1 April Jadwal KRL Jabodetabek Ditambah
- Menhub Ingin Kalimantan Punya Jalur KA
- KRL Serpong-Maja Sudah Menjalani Test Run
KRL
- Hilangnya Langsam
- Berhenti Di Perlintasan KA
- Tarif Terbaru KRL Berdasarkan Jarak Per 1 April 2015
- Jadwal KRL Maja Line Per 1 April 2015
- Atapers Terlalu Berani Lawan Petugas? Tertibkan!
- Operasional KRL Maja Tinggal Menunggu Instruksi Dirjen KA
- Mulai 1 April Jadwal KRL Jabodetabek Ditambah
- KRL Serpong-Maja Sudah Menjalani Test Run
- PT. KCJ Akan Beli 1000 Unit KRL Bekas
No comments:
Post a Comment
Sampaikan komentar anda disini. No SARA & Rasis. Terimakasih