Dengan kebijakan tersebut, kata Jonan, secara otomatis akan meningkatkan harga tiket kereta api yang berlaku saat ini. "Misalnya tiket kereta api listrik. Harga tiket KRL akan diterapkan single class menjadi sekitar Rp 8.000 karena semuanya sudah berpendingin udara," kata Jonan di Komplek Senayan, Rabu, 13 Maret 2013.
Sedangkan tiket kereta api ekonomi jarak jauh, kata Jonan, diperkirakan akan naik beberapa kali lipat. Misalnya untuk kereta ekonomi jarak jauh KA Logawa yang melayani rute Purwokerto-Jember, harganya meningkat dari Rp 40.500 menjadi Rp 150 ribu sekali jalan. Peningkatan harga ini dilakukan karena kereta ber-AC tidak mendapatkan public service obligation.
Ia menjelaskan, tujuan penggantian kereta non AC menjadi ber-AC semata-mata demi meningkatkan kualitas pelayanan mereka kepada masyarakat. Menurutnya, penggunaan kereta ekonomi non AC, terutama pada KRL, tidak manusiawi. Sebab, masyarakat diharuskan naik kereta dengan pintu yang tidak dapat tertutup sehingga membahayakan penumpang.
Kereta non AC, kata Jonan, juga rajin rusak karena sudah termakan usia. Akibatnya, sering kali perjalanan kereta secara keseluruhan terganggu atau dibatalkan karena ada kereta ekonomi non AC yang sudah tua menghalangi rel. "Biaya perbaikan kereta ekonomi non AC juga jauh lebih tinggi karena komponennya sudah langka," kata Jonan.
Berdasarkan catatan PT KAI, pada 2012 terjadi 1.228 pembatalan perjalanan KRL non AC karena gangguan. Selain itu, gangguan KRL non AC mengakibatkan 4.217 perjaanan KRL AC terganggu.
Jonan yakin penumpang kereta akan menerima kebijakan PT KAI yang meniadakan kereta ekonomi non AC tersebut dan kenaikan harga tiketnya. "Penerapan harga tiket kereta api ber AC tanpa PSO sudah dilaksanakan sejak triwulan III 2013 dan ternyata dapat diterima masyarakat," kata Jonan.
Hal ini didasari dari data tren angkutan penumpang KRL yang dimiliki PT KAI yang berubah dalam waktu empat tahun. Data mereka menunjukkan, penumpang KRL non AC semakin menurun tiap tahunnya. Pada 2009, jumlah penumpang KRL non AC berjumlah 86,6 juta. Pada 2010 angka turun menjadi 69,3 juta. Pada 2011 kembali turun menjadi 56 juta dan pada 2012 menjadi 46,5 juta.
Dan sebaliknya, jumlah penumpang KRL AC malah semakin meningkat. Pada 2009, jumlah penumpang KRL AC berjumlah 43,9 juta, pada 2010 meningkat menjadi 54,5 juta, pada 2011 kembali naik jadi 65 juta, dan pada 2012 kembali meningkat menjadi 87,5 juta penumpang.
Jonan mengatakan, tren penumpang KRL tersebut menunjukkan bahwa masyarakat semakin menyenangi penggunaan moda transportasi KRL AC dari pada KRL non AC. "Pekerja luar Jakarta yang ingin ke Jakarta lebih memilih KRL AC karena lebih terjamin ketepatan waktunya, serta jauh lebih aman dan nyaman, walau mereka harus membayar lebih mahal," kata Jonan.
Komisi Perhubungan Dewan Perwakilan Rakyat RI mendukung rencana PT KAI tersebut. Ketua Komisi Perhubungan DPR RI, Laurens Bahang Dama mengatakan, terobosan tersebut akan membantu meningkatkan pelayanan PT KAI kepada masyarakat.
Artikel Lainya:
Pemberitahuan
- Hilangnya Langsam
- Tarif KRL Naik Per Oktober 2016
- Pertama Di Asia, Kereta Menggunakan LNG
- Berhenti Di Perlintasan KA
- 4 Alasan Kenapa Harus Follow Twitter Dan Instagram Gue
- Keunikan Jalur Serpong, Parungpanjang, Dan Maja Dibandingkan Jalur Lain
- Peresmian "New" Stasiun Palmerah
- Tarif Terbaru KRL Berdasarkan Jarak Per 1 April 2015
- Perubahan Tarif Tiket Kereta Api Lokal
- Tarif KRL Terbaru 1 April 2015
- Banjir Rendam Stasiun Kampung Bandan
- KA Pangrango
- KA Krakatau Ekspres
- Hari Ini Kartu MultiTrip KRL Sudah Mulai Dijual
- Tarif Progresif KRL Maja Line Dari Stasiun Tenjo (Update)
- Rangkas Jaya AC
- E-Ticketing Diundur, Penumpang Bingung
- KRL Resmi Dihapus, Polisi Berjaga-jaga Antisipasi Ricuh
- Jadwal Baru Perjalanan KA Berlaku Mulai 1 April 2013
- Re-Launching Sepur Kluthuk “Jaladara”
- Operasional KRL Maja Tinggal Menunggu Instruksi Dirjen KA
- Mulai 1 April Jadwal KRL Jabodetabek Ditambah
- Menhub Ingin Kalimantan Punya Jalur KA
- KRL Serpong-Maja Sudah Menjalani Test Run
Kereta Api Penumpang
- Kereta Api Di Masa Mendatang
- Pengalaman Naik Gopar
- Hilangnya Langsam
- Stasiun Merak: Dari Merak Jaya Sampai Nyebrang Laut (Part 1)
- Tarif KRL Naik Per Oktober 2016
- Pertama Di Asia, Kereta Menggunakan LNG
- Berhenti Di Perlintasan KA
- KA Pangrango
- KA Krakatau Ekspres
- E-Ticketing Diundur, Penumpang Bingung
- Indonesia Akan Bangun Terowongan KA Bengkulu-Sumsel Sepanjang 13 Km
- Subsidi Kurang Rp 100 Miliar, 2 Juta Penumpang Kereta Terancam Tak Terangkut
- Re-Launching Sepur Kluthuk “Jaladara”
- Mulai 1 April Jadwal KRL Jabodetabek Ditambah
- Dianggap Meresahkan, Penumpsng Desak Agar Pedagang Asongan Di KRL Ekonomi Ditertibkan
- (Video) KA Patas Merak Silang Dengan Kalimaya Di Stasiun Tenjo
- Menhub Ingin Kalimantan Punya Jalur KA
- KRL Serpong-Maja Sudah Menjalani Test Run
- Peraturan Mengenai Barang Bawaan Di KRL Tidak Jelas
- E-Ticketing KRL Relasi Bogor/Depok-Jakarta Diberlakukan
- Peraturan Angkutan Penumpang KA Yang Tidak Berdaulat
- PT. KCJ Akan Beli 1000 Unit KRL Bekas
- KA Langsam, KA Go Green Pertama Di Indonesia
- Dua Gerbong Tambahan Lebih Baik
No comments:
Post a Comment
Sampaikan komentar anda disini. No SARA & Rasis. Terimakasih