KA Langsam, KA Go Green Pertama Di Indonesia



Petugas memeriksa karcis penumpang
Stasiun Tenjo - Mungkin banyak diantara pembaca yang terhenyak ketika membaca judul diatas.
Mengapa KA Langsam disebut KA disebut KA Go Green pertama Indonesia? Dari sisi mana KA Langsam dianggap memenuhi kriteria ramah lingkungan?
Oke, oke. Sebelum pertanyaan bertambah banyak dan kompleks,  Stasiun Tenjo akan langsung membahas sisi ramah lingkungan dari kereta rakyat dua tingkat ini.


1. Lebih Sedikit Menggunakan Air Dibanding KA Ekonomi Lain
Walaupun air menutupi 70% permukaan Bumi, jumlah air tawar hanya 1 sampai 2,5%. Itupun hanya 0,4% yang terdapat di permukaan tanah, sementara sisanya  masih berupa es, awan, atau di bawah tanah.
Dan ternyata dari 2,5% air tawar yang ada di Bumi, 90% nya terletak di Antartika.
Singkatnya, meski terlihat berlimpah, jumlah air tawar sebenarnya sangat sedikit jika dibandingkan air asin.
Di era pemanasan global ini, jumlah air tawar mungkin akan semakin banyak karena es di kutub Utara dan Selatan mencair.
Tapi, pemanasan global dan perubahan cuaca yang ekstrim mengakibatkan beberapa wilayah Bumi mengalami kekeringan panjang.
Air pun menjadi barang langka.



Oleh karena itu, di setiap iklan-iklan gerakan Go Green, hemat air juga turut disuarakan.
Dan, KA Langsam sudah menerapkanya. Bahkan sebelum konsep Go Green itu sendiri mulai dirumuskan.

Walau keran-nya udah diputar sampai rusak, air tak kunjung mengalir


2. Distributor Pupuk Berjalan
Mungkin terdengar aneh, tapi itulah kenyataanya.
Pernah melihat papan pemberitahuan semacam ini di toilet KA Langsam?


Pergunakanlah saat kereta berjalan
Menurut pembaca setia Stasiun Tenjo, kira-kira kenapa toilet tersebut baru boleh dipakai saat kereta berjalan?






Silahkan tutup hidung dan mari kita melihat kedalam.



Yah, berhubung toilet yang ini dikudeta penumpang. Mari kita ke toilet di gerbong berikutnya saja.
Dan, ini dia....




Coba perhatikan lobang di kloset tersebut.
Wah, dari lobang tersebut kita bahkan bisa melihat rel dibawahnya.
Kok bisa?
Ini karena tiap gerbong ekonomi K3 yang ada di KA Langsam tidak memiliki penampung kotoran.
Sehingga setiap kotoran yang "dihasilkan" toilet tersebut (baik eek maupun air seni), langsung "ditumpahkan" ke rel dibawahnya (via lobang tersebut).


Sempurna.


Beruntung, masih ada makhluk mulia seperti bapak diatas yang rela memungut kotoran "hasil" KA Langsam.
Tapi, sejelek-jeleknya kotoran tersebut. Hasil ekskresi manusia tetaplah mengandung zat-zat yang dapat menyuburkan tanah.
Jadi, tidak menutup kemungkinan, bahwa sebenarnya tanah bantaran rel itu subur.
Kita tidak pernah tahu karena tidak pernah ada yang mencoba menanami bantaran rel dengan pohon singkong, pisang, atau rambutan.
Tapi menurut Stasiun Tenjo kalo ditanam pasti tumbuh sumbur.
Nih lihat



Dan suburnya rel tersebut, tentu saja berkat KA Langsam.
Karena setiap kali lewat, selalu mengeluarkan "ampas" buangan (yang dapat dipersetarakan dengan kompos)


Oom-oom ini juga berperan ternyata


3. Hemat Energi
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa lampu penerangan di dalam gerbong KA Langsam itu doyan banget mati.

Gerbong gelap
Dan, dengan padamnya lampu di dalam gerbong KA Langsam, maka energi yang dibangkitkan KMP semakin berkurang atau bahkan tidak ada.
Hal ini menjadikan KA Langsam hemat energi dan ikut andil dalam mengurangi pemanasan global.


 
Gerbong korban pemadaman lampu tampak luar

Tambahan:
4. Kebon Berjalan
Dan akhirnya kita sampai pada  poin terpenting yang menguatkan argumen Stasiun Tenjo bahwa KA Langsam adalah KA Go Green pertama di Indonesia.


Eh, bukan-bukan. Itu yang di India.
Ini nih yang bener


Mungkin pemandangan diatas adalah hal yang lumrah ditemui di setiap KA Ekonomi.
Bahkan penumpang bejubel hingga membentuk dua tingkat seperti gambar dibawah ini.

Kereta rakyat dua tingkat

Nah, sekarang gimana kalo penumpang bejubel tersebut berubah menjadi sayur-sayuran?
Pasti lebih enak dilihat mata dan tentu saja merupakan penerapan konsep Go Green dalam arti yang sesungguhnya bukan?
Dan KA Langsam  tentu saja dapat mewujudkan hal itu dengan sangat mudah.
Lah, kok bisa? Dia kan juga ekonomi?
Yah bisa donk, secara KA Langsam kan KA Go Green gitu loh...







Wow, hijau-hijau semua.

Ada yang baru turun, barang harus diatur lagi posisinya. Biar gampang turunya
Oke, udah sampe. Pisangnya dulu diturunin
Baru kambing menyusul

Terakhir, bongkar semua

Dan kebun berjalan pun meninggalkan stasiun Kebayoran (KBY)
Bagaimana benar-benar Go Green bukan?

Nah, itulah alasan Stasiun Tenjo menjadikan KA Langsam sebagai KA Go Green pertama di Indonesia.
Karena sekedar informasi saja, hal diatas sudah terjadi sejak lama. Bahkan mungkin sejak era PJKA dan Perumka.
Ah, entahlah.. Yang jelas, masyarakat di bangsa ini sudah sama-sama tahu kalo gerbong KA Langsam lebih sering memakai lilin dibandingkan lampu jika melakukan perjalanan malam hari.
Walau sekarang intensitas padamnya lampu gerbong kereta rakyat Banten ini semakin berkurang, tapi tetap saja hal tersebut kadang masih terjadi.

KA Go Green yang sesungguhnya

Penulis: Nathan

Artikel Lainya:

No comments:

Post a Comment

Sampaikan komentar anda disini. No SARA & Rasis. Terimakasih