Atapers di gerbong merah-biru KA Langsam |
Sejak 11 April 2011 lalu, rangkaian KA Langsam (relasi Rangkasbitung-Jakartakota saat itu), dari yang awalnya hanya memiliki 7 kereta per rangkaian, ditambah dua kereta, sehingga menjadi sembilan kereta atau sembilan gerbong per rangkaian.
Seperti layaknya kebijakan lain. Kebijakan ini menuai pro dan kontra.
Ya, tentu saja dengan sembilan gerbong, kereta akan bertambah panjang. Apalagi sekarang jumlah gerbong per rangkaian KA Langsam menjadi 11 gerbong. Tentu ini menyulitkan penumpang untuk naik dan turun. Karena panjangnya peron stasiun tidak sebanding dengan panjangnya rangkaian kereta.
Di beberapa stasiun seperti stasiun Tenjo, panjangnya rangkaian malah membuat masalah baru.
Seperti yang kita ketahui, peron stasiun Tenjo tidak cukup panjang. Dan di sebelah timur stasiun Tenjo terdapat jalan raya Tenjo.
Hal ini menyebabkan setiap kali kereta berhenti, badan kereta akan menutupi jalan dan mengakibatkan macet berkepanjangan. Apalagi jika bersilang, bisa dipastikan kemacetan di jalan raya Tenjo-Jasinga akan semakin menjadi-jadi.
Sebenarnya sudah pernah timbul wacana membuat fly over melintasi rel, namun sampai saat ini belum terealisasikan.
Walau demikian, penambahan dua gerbong memang lebih baik. Karena bisa menampung semua penumpang.
Satu gerbong bisa menampung 100 orang. Jadi kalau ditambahkan 2, maka penumpang akan lebih menyebar dan tidak berdesakan.
Tapi perlu langkah lain dari PT. KAI.
Seperti menentukan jam operasional KA panjang ini.
Jangan sampai disaat jam-jam sepi seperti di siang hari, rangkaian panjang berdinas, sedangkan di jam-jam sibuk, malah rangkaian pendek yang berdinas.
Tapi sejauh ini, semua penumpang dapat terangkut dan kejadian diatas jarang terjadi.
KA Langsam memasuki stasiun Parungpanjang (PRP) |
Meski masih terlihat berdesakan, penumpang tidak begitu sesak seperti ketika gerbong kereta belum ditambah. ”Lumayan lapang, enggak sumpek lagi,” ujar Sumar, 40 tahun, penumpang kereta asal Rangkas Bitung saat ditemui di stasiun Serpong.
Sumar yang setiap harinya bekerja di Tanah Abang mengaku setia menggunakan kereta api tersebut karena hanya kereta api sarana transportasi yang murah dan tidak kenal macet. ”Untuk kami yang berada di luar Jakarta, kereta api ini sangat membantu,” ujarnya.
Pengguna jasa kereta api lainnya, Subadi, 45 tahun, asal Tigaraksa, Kabupaten Tangerang mengaku tadinya ia tidak tahu jika gerbong kereta api yang setiap hari ia naiki ditambah dari tujuh gerbong menjadi sembilan gerbong. ”Terasanya pas dua hari ini, enggak begitu berhimpitan dan tidak terlalu berdesakan,” katanya.
Menurut dia, sebagai pengguna jasa kereta api, sudah lama para penumpang mengeluhkan sedikitnya gerbong kereta di jalur Rangkas Bitung itu. ”Penumpang membeludak, jalur padat tapi fasilitas minim,” kata dia.
KA Patas Merak siap diberangkatkan kembali dari stasiun Rangkasbitung (RK) |
Kepala Stasiun Serpong, Sucahyo, mengatakan dua gerbong kereta api untuk jurusan Rangkas Bitung-Kota bisa menampung 200 lebih penumpang. ”Satu gerbongnya kapasitas 100 lebih penumpang,” ujarnya.
Pihaknya juga mengawasi dan menertibkan penumpang yang tidak punya tiket, penumpang yang bergelayut di jendela, hingga yang bertengger di atap kereta. ”Kalau masih ada penumpang yang seperti itu, kereta tidak akan kami jalankan,” ucapnya.
Sedikit yang perlu kita ketahui, sebenarnya KA Langsam itu menggunakan sistem komuter.
Jadi, begitu KA masuk Rangkasbitung, lok akan langsung dilangsir dan rangkaian siap diberangkatkan kembali.
Penulis: Imanuel Sihite
No comments:
Post a Comment
Sampaikan komentar anda disini. No SARA & Rasis. Terimakasih